Jarak Kepyar |
Beberapa waktu lalu, saat
saya keluar dari kantor pos di daerah Mergangsan, Yogyakarta, pandangan saya
tertuju pada sebuah pekarangan di seberang jalan yang dipenuhi dengan tanaman
liar. Dalam hati saya berkata bahwa mengenal tanaman yang tumbuh di pekarangan
itu. Setelah saya dekati ternyata benar, tanaman itu adalah Eranda. Eranda
adalah nama untuk tanaman itu dalam bahasa Sansekerta. Nama latin dari Eranda
adalah Ricinus comunis.
Kebetulan di pinggir
jalan di depan pekarangan itu ada seorang tukang becak yang sedang
beristirahat. Kemudian saya bertanya kepada beliau tentang nama Eranda dalam
bahasa lokal. Sayapun mendapat jawabannya. Di Jogja Eranda disebut dengan Jarak
Kepyar.
Jarak kepyar merupakan
salah satu tanaman herbal yang banyak sekali digunakan dalam metode pengobatan
Ayurveda. Di India, khususnya di India Selatan tanaman ini tumbuh menyebar dan
mudah sekali ditemukan. Mungkin karena sama-sama daerah tropis jadi jarak
kepyar ini juga terdapat di Indonesia.
Ciri-ciri dari jarak
kepyar ini adalah batangnya termasuk dalam kategori semak-semakyang tingginya
bisa sampai 2 sampai 4,5 meter. Daunnya berbentuk seperti jari-jari yang memiliki
7-9 ujung meruncing. Bunga dari tanaman ini berwarna kuning. Buah tanaman ini
berbentuk bulat berduri, besarnya sekitar seukuran kelerang. Di dalam buah ini
terdapat banyak biji yang berwarna coklat.
Bagian-bagian dari
tanaman ini yang bisa digunakan menjadi obat adalah daun, biji dan akar. Biji
tanaman ini bisa dibuat menjadi minyak, yang disebut dengan Castor oil. Daaun
eranda biasanya digunakan sebagai salah satu bahan terapi Patra Pinda Sweda (detail
terapi ini akan saya coba sajikan pada tulisan lain), dan dibuat menjadi pasta
(dalam bahasa Bali disebut boreh), yang nantinya digunakan dengan cara
ditempelkan pada tubuh pasien. Eranda adalah tanaman herbal yang sangat efektif
untuk menormalkan Vata di dalam tubuh pasien.